Minggu, 05 April 2015

Apple Patenkan Kacamata ala Samsung Gear VR

KOMPAS.com - Apple baru saja mendapatkan sebuah paten head mounted display untuk teknologi virtual reality (VR). Menariknya, kacamata masa depan itu memiliki cara kerja mirip dengan Samsung Gear VR.

Pengguna dapat menyematkan iPhone ke bagian depan head mounted display dan memakainya seabagai kacamata untuk melihat tampilan virtual reality. Dalam patennya dikatakan, Apple memilih cara itu sebagai pengganti koneksi menggunakan kabel.

"Kerangkanya dapat digunakan sebagai tempat meletakkan alat elektronik portabel di depan mata pengguna. Layar milik alat elektronik portabel itu bekerja sebagai layar utama pada head mounted display," tulis Apple dalam paten tersebut, seperti dikutipKompasTekno dari Apple Insider, Jumat (20/2/2015).

Konsep garapan mereka menyertakan desain sebuah remote control yang dapat digenggam di tangan pengguna. Kegunaannya untuk mengendalikan konten yang muncul di layar head mounted display tersebut.

Pembuat iPhone itu pertama kali mengajukan paten tersebut pada September 2008 lalu. Hasilnya, paten tersebut dikabulkan oleh U.S. Patent and Trademark Office dengan nomor 8.957.835 untuk Perangkat Head Mounted Display untuk Menyematkan Alat Elektronik Portable dengan Layar. 

Paten yang disahkan Apple ini mirip dengan Samsung Gear VR. Hanya saja perangkat buatan perusahaan asal Korea Selatan itu menggunakan Galaxy Note 4 sebagai layarhead mounted display miliknya.
Read More

Buka Toko di AS, Xiaomi Tak Jual Smartphone

KOMPAS.com - Terungkap sudah apa rencana perjalanan Vice President Global Xiaomi, Hugo Barra ke San Francisco, AS. Xiaomi melebarkan sayapnya ke Negeri Paman Sam itu dengan membuka toko online-nya, Mi.com.

Dikutip KompasTekno dari Android Authority, Jumat (13/2/2105), Mi.com akan menjadi toko online Xiaomi untuk pelanggannya di Amerika Serikat dan pasar potensial lainnya pada tahun ini. 

Namun, Xiaomi belum menjual perangkat smartphone-nya di toko online tersebut, melainkan hanya jajaran aksesori dan perangkat smarthome milik Xiaomi saja. 

Secara eksplisit, Hugo mengatakan bahwa saat ini rencana peluncuran smartphone di AS belum masuk perencanaan perusahaan baik jangka pendek maupun panjang.

Secara spesifik, Hugo Barra menyebut beberapa barang yang akan dijual termasuk baterai portabel (powerbank), gelang pintar Mi Band, headphone, dan sebagainya.

Menurut Hugo, ponsel Xiaomi belum bisa dijual di toko online tersebut karena alasan sertifikasi hardware yang membutuhkan proses lama.

Kendala lain yang dihadapi Xiaomi untuk memasarkan smartphone dan tabletnya di pasar AS adalah pengujian software, infrastruktur, dan kendala logistik lain.

Sementara untuk produk-produk aksesori Xiaomi, Hugo mengatakan tidak menghadapi kendla berarti dalam hal regulasi. Ia juga berharap melalui aksesori tersebut Xiaomi bisa menambah brand awareness merek Xiaomi di pasar AS sebelum melangkah lebih jauh.
Read More

Canon Resmikan Kamera DSLR 50 Megapiksel

KOMPAS.com - Setelah marak dirumorkan, Canon akhirnya mengumumkan secara resmi kehadiran kamera DSLR 50 megapiksel besutannya pada Jumat (6/2/2015).

Tak tanggung-tanggung, Canon langsung merilis dua kamera DSLR dengan sensor full frame berkekuatan 50 megapiksel, yaitu EOS 5DS dan 5DS R.

Seperti dikutip KompasTekno dari Forbes, Jumat (6/2/2015), keduanya identik dalam hal bentuk tubuh. Perbedaannya hanya dapat dirasakan dari bagian dalam saja.

Canon EOS 5DS memiliki filter low-pass yang bertengger di depan sensor kamera tersebut. Sedangkan, EOS 5DS R tidak memiliki filter low-pass

Tujuan keberadaan filter tersebut adalah menekan efek Moire dengan cara sedikit "memburamkan" gambar digital yang ditangkap.

Soal spesifikasi, Canon membekali 5DS dan 5DS R dengan prosesor Dual DIGIC 6, sistem fokus otomatis pada 61 titik, mode crop 1,3x dan 1,6x, ISO 100-6400 danintervalometer (untuk memotret timelapse). Ada juga fitur pengambilan gambar hingga 5fps dan format RAW ukuran small serta medium.

Kedua kamera tersebut sama-sama dibuat berdasarkan rancangan 5D Mark II. Tata letak pengendalian, sisi ergonomisnya sampai soal weather sealing mengikuti pendahulunya itu. Canon juga menyelipkan suatu modifikasi untuk meredam getaran internal saat cermin dalam tubuh EOS 5DS dan 5DS R bergerak membuka.

Canon rencananya akan mulai mengapalkan kedua kamera tersebut pada Juni 2015 mendatang.  EOS 5DS bakal dibanderol 3.999 dollar AS atau sekitar Rp 50,3 juta, sementara EOS 5DS R akan dibanderol 4.299 dollar AS atau sekitar Rp 54 juta.

Efek Moire

Efek moire adalah visual tak dikehendaki yang biasanya muncul ketika sensor menangkap obyek dengan detail halus berjumlah banyak dan merata; misalnya pola jahitan benang pada baju. Bentuknya biasanya berupa pola bentuk gelombang yang aneh.

Filter low pass tersebut bisa jadi kelemahan atau kelebihan sebuah kamera, tergantung pada penggunanya. Umumnya, kamera dengan filter low-pass akan lebih menguntungkan bagi mereka yang memotret objek sehari-hari. Alasannya karena objek sehari-hari, seperti pakaian, bangunan-bangunan, atau rambut pada potret seseorang cenderung rentan terhadap efek moire.

Sementara, pemotret landscape akan merasa keberadaan filter ini tidak menguntungkan. Efek moire jarang sekali terjadi pada objek alam. Masalahya adalah pemotret landscapemembutuhkan detil yang jernih, sementara keberadaan filter low pass cenderung memburamkan detil foto untuk mengurangi efek moire.
Read More

Google Now Kini Makin Lengkap

KOMPAS.com - Google bakal merilis penyegaran baru dari aplikasi Google Now. Di versi terbarunya nanti, Google akan menyajikan informasi dari aplikasi pihak ketiga di Google Now.

Selama ini, aplikasi Google Now menyajikan berbagai card atau kartu yang berisikan berbagai informasi. Aplikasi tersebut bisa menawarkan petunjuk arah ke rumah, berita berdasarkan minat pengguna, hingga informasi seputar tempat menarik di sekitar pengguna.

Semua informasi tersebut diambil langsung dari interaksi pengguna dengan aplikasi-aplikasi milik Google. Sebagai contoh, apabila pengguna sering mencari informasi terkait suatu topik di search engine Google, maka Google Now secara rutin akan menghadirkan informasi dari topik tersebut.

Nah, melalui update baru terbaru, Google Now akan memberikan berbagai informasi yang tidak berasal dari Google langsung, melainkan dari aplikasi buatan pihak ketiga. Total, ada 40 aplikasi yang didukung langsung oleh Google Now. 

Beberapa contoh aplikasi yang didukung adalah The Guardian, Pandora, Duolingo, Airbnb, dan Waze.

Google, dalam blog resminya, menyontohkan pengguna akan menerima kartu yang berisikan rekomendasi lagu dari Pandora. Untuk aplikasi Airbnb, jika pengguna mencari tempat penginapan dalam satu waktu, Google Now akan memberikan informasi tempat penginapan lain yang mungkin belum dilihat oleh pengguna.

Seperti diketahui, Google Now diluncurkan pada 2012. Awalnya fitur ini hanya tersedia untuk sistem operasi Android 4.1 Jelly Bean ke atas. Namun sejak pertengahan April, fitur ini juga bisa diakses untuk perangkat iOS.

Google Now berfungsi sebagai asisten pribadi yang bisa diperintah dengan suara. Layaknya Siri besutan Apple dan Cortana besutan Microsoft. Fitur ini memungkinkan pencarian berdasarkan personalisasi dalam bentuk kartu. Hal yang dibutuhkan atau diinginkan pengguna dapat diidentifikasi Google Now berdasarkan tindakan pengguna sebelumnya atau diatur terlebih dahulu.

Sebelumnya, fitur ini hanya mendukung produk layanan Google seperti Maps, Calendar, dan Gmail. Ke depannya, Google menyatakan akan lebih banyak melibatkan pengembang aplikasi agar dapat memfungsikan Google Now.

Jika sesuai dengan pernyataan pihak Google, dalam beberapa minggu ini Google Now akan berekspansi dengan mendukung sekitar 40 aplikasi pihak ketiga.

Hingga saat berita ini dinaikkan, Google belum menghadirkan update Now untuk wilayah Indonesia. Belum ada penjelasan kapan tepatnya pembaruan tersebut hadir di Tanah Air.
Read More

Begini Cara Bikin Android Tampil Mirip iOS

JAKARTA, KOMPAS.com - Jatuh cinta pada tampilan antarmuka iOS, tak selalu berarti harus langsung ganti menggunakan smartphone besutan Apple itu. Pengguna Android, sebenarnya bisa dengan mudah mengubah tampilan antarmuka gadget-nya supaya mirip iOS.

Di dalam Google Play Store, terdapat sejumlah aplikasi yang bisa mengubah tampilan Android jadi mirip dengan iOS. Modifikasi itu pun bisa terjadi seutuhnya atau hanya pada bagian-bagian tertentu saja. Semua kembali pada pilihan pengguna.

Seperti yang KompasTekno rangkum dari Phone Arena, Senin (26/1/2015), berikut iniKompasTekno rangkum sejumlah aplikasi yang bisa Anda unduh gratis via Google Play Store untuk mebuat Android jadi rasa iOS:

1. Ubah lock screen

Salah satu bagian penting untuk mencipkatan cita rasa iOS adalah Lock Screen. Apple membuat iOS memiliki fitur lock screen khas berupa Slide to Unlock. Fitur ini bisa saja ditiru, menggunakan aplikasi HI Lockscreen atau OS 8 Lockscreen.

HI Lockscreen akan membuat tampilan lockscreen berubah menjadi mirip iOS 8. Penunjuk waktu berada di tengah layar dan menggunakan font khas Apple.

HI Lockscreen
Di sisi kiri atas terdapat penunjuk sinyal serta nama jaringan operator yang dipakai. Sementara di kanan atas terdapat indikator baterai.

Bergeser ke bawah, lockscreen ini juga menampilkan tulisan Slide to Unlock yang khas di iPhone. Sedangkan di sisi kanan bawahnya terdapat icon kamera. Fungsi icon kamera ini tentu saja sebagai pemintas untuk aplikasi fotografi itu. Pengguna cukup menggesernya ke atas saja.

OS 8 Lockscreen
Berikutnya, aplikasi OS 8 Lockscreen, punya tampilan serupa. Perbedaannya adalah huruf-huruf pada tulisan Slide to Unlock berukuran lebih besar. Kemudian pada sisi kiri atas layar tidak ada indikator sinyal; cuma ada nama jaringan operator saja.

2. Ubah tampilan icon

Tampilan ikon pada antarmuka Android dapat diubah menggunakan aplikasi launcher. Ada dua apliaksi yang bisa digunakan, yaitu 8 Launcher dan IO Launcher.

8 Launcher menggunakan ikon-ikon yang mirip dengan iOS, meski tidak 100 persen.Launcher yang satu ini punya kinerja yang ringan plus transisi antar layar yang mulus. 

8 Launcher
Namun tidak semua aplikasi akan berubah menggunakan icon ala iOS. Misalnya, icon peramban Google Chrome yang hanya dibungkus kotak saja dan diberi nama Browser. Kemudian pada bagian jam yang cenderung polos, padahal jam pada iOS memiliki corak-corak penunjuk waktu.
Secara keseluruhan, 8 Launcher cukup menarik untuk mengubah Android jadi mirip iOS.
Aplikasi kedua adalah IO Launcher. Aplikasi ini tidak utuh mengubah icon serta antarmuka Android. Cara kerjanya justru memadukan icon-icon ala iOS dengan Android.

IO Launcher
Selain icon yang mirip iOS, aplikasi ini juga memiliki sidebar berisi berbagai fitur seperti Bluetooth, WiFi dan lain-lain. Pengguna juga bisa memasang tools tertentu, icon buatan pihak ketiga atau pengaturan lain.

3. Ganti keyboard

Terakhir, sebaiknya Anda segera mengubah keyboard yang digunakan untuk mengetik.Keyboard yang mirip dengan Apple adalah aplikasi bernama Classic Keyboard. Aplikasi ini akan menumbuhkan cita rasa mirip dengan iPhone. Ada juga fitur tambahan berupa prediksi teks serta getaran dan suara saat mengetik.

Classic Keyboard
Read More

Sabtu, 04 April 2015

Asus T100TA, Tablet dan Netbook Sekaligus

KOMPAS.com - Konsep perangkat gabungan antara tablet dan komputer laptop dalam beberapa tahun terakhir banyak mengemuka.

Perangkat macam itu bisa berubah bentuk dari tablet menjadi laptop -lengkap dengan keyboard- menggunakan mekanisme yang implementasinya bermacam-macam. Ada yang menggunakan layar dengan engsel yang bisa diputar, ada pula yang layarnya bisa dicopot.

Nah, Transformer T100TA dari Asus ini adalah salah satunya. Sebagai perangkat "hybrid", ia sejatinya adalah sebuah tablet yang memuat semua komponen inti di bagian layar.

Unit tablet tersebut lantas bisa ditancapkan ke keyboard docking sehingga ia berubah bentuk menjadi serupa notebook. Seperti apa rupa Transformer T100TA? Simak ulasan singkatnya berikut ini.

Ala Netbook

Perangkat yang bernama lengkap Asus Transformer Book T100TA-DA053H ini mungkin lebih tepat disebut sebagai gabungan tablet dengan netbook karena ukuran layarnya yang sebesar 10,1 inci, mirip dengan komputer netbook yang populer beberapa tahun lalu.

Beberapa bagian tubuhnya, seperti belakang layar dan docking keyboard, dilapis bahan logam bertekstur yang memberi kesan mewah sekaligus kokoh.

Unit yang diterima oleh KompasTekno berwarna merah. Asus juga menyediakan pilihan warna abu-abu.

Oik Yusuf/ Kompas.com
Tampak depan Asus Transformer T100TA
Keyboard docking milik Transformer T100TA akan menyulapnya dari tablet menjadi netbook. Ukurannya pun otomatis bertambah tebal dan berat.

Tapi di sinilah letak salah satu keunikan Transformer T100TA. Docking tersebut bukan sekedar aksesoris keyboard biasa.

Di dalamnya terdapat harddsik dengan kapasitas peyimpanan mencapai 500 GB. Dengan menancapkan Trasnformer T100TA ke unit keyboard docking, pengguna pun bisa menambah ruang penyimpanan data yang tersedia.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Docking keyboard Asus Transformer T100TA memuat sebuah port USB 3.0 ukuran standar
Oik Yusuf/ Kompas.com
Sisi sebaliknya dari keyboard docking Asus Transformer T100TA memuat slot micro-SD (hingga 64 GB), konektor jack audio 3,5mm, mini-HDMI, dan micro-USB untuk charging
Unit docking keyboard sekaligus menyediakan konektor USB 3.0 berukuran standar sehingga pengguna bisa menancapkan perangkat-perangkat USB seperti printer, flashdisk, atau mouse. Sayang jumlah konektor ini hanya satu buah saja.

Sebuah konektor terletak di salah satu sisi tablet unuk memfasilitasi sambungan dengan engsel di unit docking keyboard.

Untuk memisahkan keduanya saat terpasang, cukup tekan sebuah tombol yang berada di bagian engsel ini, lalu tarik bagian tablet agar terpisah dari docking.

Sebelum melepas, disarankan agar melakukan prosedur “safely remove hardware” lewat antarmuka Windows untuk mencegah kerusakan pada harddisk (dalam docking keyboard) yang dalam hal ini diperlakukan layaknya media penyimpanan eksternal.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Sisi samping memuat konektor untuk menancapkan Transformer T100TA ke unit keyboard docking sehingga mengubahnya jadi laptop
Oik Yusuf/ Kompas.com
Engsel pada keyboard docking Transformer T100TA mampu menampung unit tablet dengan mantap
Sebuah touchpad berukuran kecil bisa ditemukan di sisi bawah deretan tombol di unitdocking keyboard Transformer T100TA. Karena ukurannya itu, touchpad ini agak sulit digunakan, juga sedikit keras ketika ditekan.

Tombol-tombol chiclet Transformer T100TA pun berukuran lebih kecil dibandingkan tombol keyboard di notebook konvensional, dengan feedback yang kurang terasa. Sensasi mengetik di perangkat ini lagi-lagi membangkitkan kenangan tentang netbook.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Tombol-tombol keyboard pada Transformer T100TA berukuran cukup kecil tapi masih lebih nyaman ketimbang keyboard virtual di layar
Dibutuhkan sedikit waktu untuk membiasakan diri mengetik dengan Transformer T100TA. Begitu terbiasa, jari-jemari pun bisa bergerak lincah menekan tombol, meski tetap tidak segesit ketika memakai laptop biasa.

Kinerja oke

Transformer T100TA meggunakan sistem operasi Windows 8.1 32-bit. Asus juga memaketkan lisensi Office 365 dengan produk ini sehingga bisa langsung dipakai untuk bekerja, atau bermain dalam mode tablet.

Semua program Windows standar bisa berjalan di Transformer. Instalasi dapat dilakukan dengan cara mengunduh program bersangkutan, atau melalui media penyimpanan eksternal yang ditancapkan ke port USB.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Transformer T100TA menggunakan prosesor quad-core Intel Atom Z3775 dengan kecepatan turbo mencapai 2,4 GHz, dipadu dengan RAM berkapasitas 2 GB
Oik Yusuf/ Kompas.com
Harddisk 500 GB pada unit keyboard docking Transformer T100TA terbaca sebagai media penyimpanan eksternal oleh Windows
Dengan prosesor quad-core Intel Atom Z3775 "Bay Trail" (1,46 GHz, turbo hingga 2,4 GHz), dipadu RAM berkapasitas 2GB, kinerja Transformer T100TA termasuk mumpuni untuk kelasnya.

Asus turut menyertakan media penyimpanan internal berkapasitas 32GB di dalam unit tablet Transformer T100TAM yang bisa dipakai untuk instalasi program.

Berbeda dari kebanyakan tablet Windows 8 lain, Transformer T100TA tak memiliki tombol Windows di muka perangkat. Di sisi depan memang terdapat sebuah logo Windows, tapi hanya sekadar gambar saja.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Tombol Windows Transformer T100TA diletakkan berdampingan dengan tombol pengatur volume, berdekatan dengan tombol daya di salah satu sudut perangkat
Tombol "Windows" yang sebenarnya terletak di sisi samping, berdampingan dengan tombol pengatur volume. Di dekatnya terdapat tombol daya yang dipakai untuk menyalakan dan mematikan perangkat.

Secara keseluruhan kesan yang didapatkan saat memakai Transformer T100TA dengan keyboard terpasang mirp dengan sensasi menggunakan netbook.

Bedanya, layar perangkat ini mendukung input touchscreen sehingga navigasi bisa dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan touchpad ataupun dengan menyentuh layar.

Layar itu pun bisa dilepas sehingga berubah bentuk menjadi tablet yang lebih praktis untuk dibawa kemana-mana.

Alhasil, Transformer T100TA mampu menghadirkan alternatif menarik bagi mereka yang memerlukan tablet dan netbook, tapi tak mau membeli keduanya secara terpisah.
Oik Yusuf/ Kompas.com
Asus Transformer T100TAM dan keyboard docking dalam keadaan terpisah
Read More

Diretas, Lazada Jamin Data Konsumen Aman

KOMPAS.com - Lazada Indonesia mengatakan sedang menginvestigasi aksi peretasan yang dilakukan oleh Gantengers Crew terhadap situs belanja online mereka, dan memastikan bahwa data konsumen tetap aman.

Saat dihubungi KompasTekno, Selasa (13/1/2015) pagi, pihak Lazada Indonesia secara tidak langsung mengakui terjadinya aksi peretasan tersebut dan saat ini sedang melakukan investigasi.

"Iya, saat ini kami sedang meginvestigasi, benar atau tidak (adanya aksi peretasan)," ujar Tania Amalia, Public Relation Manager Lazada Indonesia kepada KompasTekno.

Tania menambahkan, saat ini data konsumen adalah yang utama untuk diselamatkan. "Data konsumen menjadi prioritas kami saat ini, data-data itu tidak semudah itu bisa diambil (dari server Lazada)," demikian imbuh Tania.

Seperti diberitakan sebelumnya, kelompok peretas yang menamakan dirinya Gantengers Crew diduga telah membobol sistem keamanan situs belanja online, Lazada Indonesia. 

Pantauan KompasTekno pada Selasa (13/1/2015) pagi, tautan yang menuju halaman promo Lazada dengan URL http://promo.lazada.co.id/gc.php menampilkan halaman hitam dengan tulisan "Gantengers Crew pwnz u."

Identitas para peretas pun ditulis di bawahnya, mereka menggunakan nama SultanHaikal, d3b~X, Index Php, Coup De Grace, Brian Kamikaze, dan Mdn_Newbie.

Meski pelaku berhasil menyusupkan sebuah halaman ke situs Lazada, belum tentu data konsumen sudah terekspos. Bisa jadi situs tersebut memiliki sistem atau pengamanan yang berbeda untuk data konsumen (back end) dan tampilan situs (front end).
Read More